Senin, 29 Juni 2009
:dedicate, Anju Mahendra "Zasdar"
Teruntuk kelam,
Jangan terhilang pada hari yang gamang, ketika bait sajak yang retak hanya mengurai lagi kebisuan, saat derai tawa kita tak mampu jua memberikan sedikit dian dalam hatimu yang terlalu dingin pekat untuk ku pahami
Bukankah di sana pernah ada janji,
bahwa di sini kita mengisi bejana kehidupan dengan setiap tetes embun cinta yang kita punya, bahwa mimpi juga mengajarkan kita menafsir setiap jalan yang akan dilalui, dan sebentuk asa yang telah terbangun tak hanya ilusi yang mengambang sebatas awang
Teruntuk kelam,
ketika remahremah kehidupan yang kita kumpulkan tercecer kembali pada tanah kering yang mengadu peluh pada keluh, di sini aku yang tiada daya hanya ingin merengkuh mimpi burukmu pada lelap pejam mata, biar sejenak lepaskan beban ini di peraduan kita
Label: prosa