Senin, 29 Juni 2009

Ini Tentang Obrolan Kita

:dedicate to mr.morning sick "fin"

Fin, ketika kenangan itu berdiri di pintu yang sedang tertutup bukankah sebenarnya ada kesadaran yang berbisik tentang kenyataan? Sekalipun pada ingatan kuat sebuah frase itu menjelma manjadi rasa yang membunuh perlahan. Tapi, kau tetap saja enggan berpaling dan memilih melihatnya di sebalik kasa putih. Membeku menikmati setiap pilu pada detak jantung yang kehilangan iramanya.

Fin, bukankah kita sama saja, masih menatap doktrin klasik tentang apa yang tak mungkin terjadi di dunia ini. Kita masih saja membodohi diri pada alam pikiran, logika dan masih berdalih dengan rasa yang kita beri nama kepala batu. Tetap saja kita mengkambinghitamkan melankolis di jiwa yang tiada pernah usai melantunkan sebuah elegi.

Fin, mungkin kita hanya kupu-kupu dungu yang sesuka hati terbang kemana angin berhembus. Mencoba mencari kinginan pada diri yang labil hingga sering kali tersesat dan berakhir di kaki langit asing, hingga yang tertinggal adalah sepi. Tidakkah ini sebuah kebodohan yang selalu berulang?

Fin, sering kali warna warni yang indah terlalu menggoda untuk kita raup seluruhnya, menjadikan sebuah idealisme pada harap yang tak selalu sama dengan kenyataan.

0 Comments:

Post a Comment