Senin, 29 Juni 2009
repihan masa pada sebuah pengakuan rindu
ketika sajak berpeluh, mengusung sesisa puing reruntuhan taman hati
aku,
getir pilu yang membuang siasia butiran waktu
di jalanan tak bernama,tak bertuah mencari setitik cerah
aku,
dahaga yang rindukan perigi di sesisa masa
yang tak mungkin mengulang identiknya waktu
hanya meragu...
hempas tubir kisahku yang tak pernah sejalan
:garis tangan
(angkuh mereguk secawan aliran jiwa, abadilah di sana! Aku yang terlanjur!)Label: puisi
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)