Minggu, 18 April 2010

mari...

Mari, temani aku disini, memandang sesimpul senyum dari langit yang tanpa pesan tanpa kesan dalam, hanya buram.

Mari, duduk sini dekatku, temani aku membaca rindu yang gigil di tepi sejatinya malam tanpa secangkir kopi sebagai penanda jejak .

Mari, jangan jemu terjaga bersamaku, biar saja senyap melumat mimpi yang selalu hadirkan bayangan palsu dan tak seharusnya hadir.

Tetaplah di sini dan jangan pergi, biar saja hening merapal mantra menjadi katakata yang tak bisa lagi terucap di bibir yang gamang untuk mengucap selamat tinggal ataupun sesal.

0 Comments:

Post a Comment