Minggu, 18 April 2010
Ingin ku titip pada hujan berlembar memoar lembar catatan yang semakin kuning, kisah yang tak seharusnya kubagi.
Alirkan jejak pupus, liris rerintik atap raga yang terlalu letih berpeluh butiran rindu tak sampai makna , tak sampai nalar.
Perlahan, ada yang mengeja barisan aksara pada dua bidang ruang jiwa yang kosong, pemuja sepi. Lalu ada senyap yang pecah dalam eksistensi hasrat yang meminta hak dan keberadaannya, meski sesat, meski tabu, tak seharusnya seperti itu.
Setatap mata yang tak sengaja kusampaikan
Katamu "matamu sayu, keinginan atau kejujuran? entah..."
Kataku dalam hati "apa beda dari keduanya, akan tetap sama tersandung pada nyata"
Yang menetes atas separuh jiwa, tergilas sepi
: dalam bungkam , mungkin aku hanya selir hati
Petualangan yang entah, gelap bukan? entah...