Rabu, 28 April 2010

Adanya (Kasih)


:dedicate to - tuan bait aksara yang jauh disana, (aku berterimahkasih pada Tuhan untuk semua ini, ada makna lebih dari yang kau tau)

Adamu, adalah gemerisik sunyi . Berbisik hembus katakata pada jiwa yang tak lagi tinggal diam mencatat jejak bayang nyata pada samsara fana


Adaku, catatan hening yang selalu menahun kerinduan di sepertiga malam. Setia menunggui ingatan seumur jantung yang berdetak .

Perjumpaan, mungkin hanyalah sebuah titik takdir. Menyapa ruang semu, paras maya, dalam melodia katakata yang terkadang tak sampai makna, tak sampai nalar - Bias.


Sekat senyap ,kemas setatap nanar mata antara keinginan dan kejujuran. Pun tetap akan berujung muara harap atau juga hasrat. Kau, aku, kita atau? meski ku tahu ringkih batin tersesat kusut adanya belantara nyata – tiada kupungkiri


Jika, percaya kau sebut arti di kening yang kau kecup asa, maka dalam ruang rindu biarkan kutampung sealiran kasih yang kusebut sayang. Rasa yang abstrak, tapi itulah kurasa keping kehidupan nyata yang ingin kubagi – untukmu, penanda jejak bahwa ini tak pernah maya adanya

: untuk semoga…

***

notes:


Kepercayaan memang tidak jatuh dari langit, tapi kepercayaan itu sebuah proses dan musti dipupuk.


Aku mau meminjam katakata dari Kak Sam (tepatnya dari kakaknya kak Sam, halah, beribet deh , begini (kurasa itu penggalam puisi) :
bahwa mempercayai seseorang itu
sama seperti menyerahkan pedang ke tangannya dan menaruh leher kita di pedang itu
-Jules Elisa Frits Lumankun (JEFL)-


tadinya, aku hanya berniat menggabungkan 2 puisi bersambung ^^, tapi sepertinya entah jadi puisi atau apa aku juga binun heheh. Yang pasti, memeram tulisan ini selama 2 hari cukup membuatku berfikir satu hal, apapun bentuk sebuah hubungan (teman, sahabat, pacar, atau keluarga) dan apapun medianya nyata atau maya, memang adanya tumbuh dari satu rasa percaya (meski percaya itu memiliki resiko tersendiri, tapi setidaknya kita tidak menjadi pengecut, karena telah mempercayai seseorang).


***
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih

Kasih tidak berkesudahan


Bandung, 29 April 2010 @Home - 2.24 AM

0 Comments:

Post a Comment