Kamis, 02 Juli 2009
(Khalil Gibran – Prosa Kehidupan)
Satu jam yang dicurahkan untuk mengejar keindahan dan cinta senilai dengan seabad penuh kemuliaan yang dibesarkan oleh ketakutan yang lemah kepada yang kuat.
Dari satu jam itu lalu datanglah Kebenaran manusia; dan sepanjang satu abad itu. Kebenaran tertidur di antara lengan-lengan gelisah dari mimpi-mimpi yang mengganggu.
Dalam waktu jam itu jiwa melihat sendiri Hukum Alam, dan selama abad itu dia memenjarakan dirinya di balik hukum manusia; dan terbelenggu oleh penindasan tangan besi.
Jam itu adalah inspirasi bagi kidung-kidung Salomo, dan abad itu adalah kekuatan yang membuta yang meruntuhkan kuil Baalbek.
Jam itu adalah kelahiran kotbah di atas bukit, dan abad itu menghancurkan Benteng Palmyra dan menara Babylonia.
Jam itu adalah hijrahnya Nabi Muhammad, dan abad itu telah melupakan Allah, Golgota, dan Sinai.
Satu jam yang dipersembahkan untuk berkabung dan meratapi kesetaraan yang telah dirampas dari yang lemah, lebih mulia daripada satu abad yang diisi oleh keserakahan dan perampokan.
Ini adalah jam ketika hati dimurnikan dengan penderitaan yang menyala-nyala, disinari dengan luluh Cinta, Dan di dalam abad ini, nafsu akan Kebenaran dikuburkan di dalam perut bumi.
Jam itu adalah akar yang niscaya kelak tumbuh subur.
Jam itu adalah jam kontemplasi,
Jam meditasi, jam bersembahyang, dan jam dari era baru kebaikan.
Dan pada abad itu kehidupan Nero dicurahkan untuk keuntungan sendiri yang begitu saja dicuri nya dari subtansi bumi.
Inilah kehidupan.
Digambarkan pada masa demi masa;
Dicatat secara sederhana selama berabad-abad;
Diisi oleh keanehan-keanehan selama bertahun-tahun;
Dinyanyikan secara himne selama berhari-hari;
Diagungkan hanya dalam satu jam, tetapi
Satu jam itu dihargai oleh Keabadian sebagai sebutir permata .
Dari satu jam itu lalu datanglah Kebenaran manusia; dan sepanjang satu abad itu. Kebenaran tertidur di antara lengan-lengan gelisah dari mimpi-mimpi yang mengganggu.
Dalam waktu jam itu jiwa melihat sendiri Hukum Alam, dan selama abad itu dia memenjarakan dirinya di balik hukum manusia; dan terbelenggu oleh penindasan tangan besi.
Jam itu adalah inspirasi bagi kidung-kidung Salomo, dan abad itu adalah kekuatan yang membuta yang meruntuhkan kuil Baalbek.
Jam itu adalah kelahiran kotbah di atas bukit, dan abad itu menghancurkan Benteng Palmyra dan menara Babylonia.
Jam itu adalah hijrahnya Nabi Muhammad, dan abad itu telah melupakan Allah, Golgota, dan Sinai.
Satu jam yang dipersembahkan untuk berkabung dan meratapi kesetaraan yang telah dirampas dari yang lemah, lebih mulia daripada satu abad yang diisi oleh keserakahan dan perampokan.
Ini adalah jam ketika hati dimurnikan dengan penderitaan yang menyala-nyala, disinari dengan luluh Cinta, Dan di dalam abad ini, nafsu akan Kebenaran dikuburkan di dalam perut bumi.
Jam itu adalah akar yang niscaya kelak tumbuh subur.
Jam itu adalah jam kontemplasi,
Jam meditasi, jam bersembahyang, dan jam dari era baru kebaikan.
Dan pada abad itu kehidupan Nero dicurahkan untuk keuntungan sendiri yang begitu saja dicuri nya dari subtansi bumi.
Inilah kehidupan.
Digambarkan pada masa demi masa;
Dicatat secara sederhana selama berabad-abad;
Diisi oleh keanehan-keanehan selama bertahun-tahun;
Dinyanyikan secara himne selama berhari-hari;
Diagungkan hanya dalam satu jam, tetapi
Satu jam itu dihargai oleh Keabadian sebagai sebutir permata .
Label: gibran
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)